The Relationship between Age, Education, and Knowledge on Compliance with Implementing Nutritional Therapy Management in Type II Diabetes Mellitus and the Implications for Blood Sugar Levels in Outpatients at the Kebayoran Baru Community Health Center, South Jakarta

Authors

  • Corazon Hanna Dumaria   Nutrition, Health Polytechnic Ministry of Health Jakarta II, Jakarta, Indonesia
  • Retno Ayu Widyastuti   Nutrition, Health Polytechnic Ministry of Health Jakarta II, Jakarta, Indonesia
  • Anastu Regita Nareswara   Nutrition, Health Polytechnic Ministry of Health Jakarta II, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org//10.32628/IJSRST52310651

Keywords:

Education, Knowledge of Diet Compliance, Medication Compliance, Type II Diabetes Mellitus, GDP Levels

Abstract

Diabetes patients need to have minimal information provided after the diagnosis is made through a nutritionist during nutritional counseling. This knowledge is influenced by levels of education, information, culture, experience, and socio-economic factors. If the knowledge of diabetes mellitus sufferers is good, then attitudes towards the diabetes mellitus diet should be able to support patient compliance with the diabetes mellitus diet. This research used a survey technique with a cross-sectional method which was conducted on 24 PROLANIS DM patients at the Kebayoran Baru Community Health Center, South Jakarta. The result was that 91.7% of respondents were elderly women (87.5%). The educational level of the participants mostly came from elementary-middle school (6.7%) and had been diagnosed with DM for 1-5 years. Even so, 83.3% of PROLANIS participants had insufficient nutritional knowledge related to DM. 58.3% have controlled Fasting Blood Sugar, and 95.8% have uncontrolled Fasting Blood Sugar. There was no relationship between gender, education level, duration of illness, and dietary compliance with fasting blood sugar (p-value> 0.05). 95.8% complied with taking metformin, there was 1 respondent with uncontrolled fasting blood sugar and non-compliance with taking medication. Compliance with taking anti-diabetic medication affects the patient's blood sugar levels, therefore compliance with taking anti-diabetic medication can be a patient's choice in controlling their blood sugar. In future research, it is hoped that the number of samples can be increased and varied so that the data is more representative, or measure HbA1C as a compliance factor. diet and lifestyle for Diabetes Mellitus sufferers.

References

  1. American Diabetes Association 2010. “Position Statement: Standards of Medical Care in Diabetes”. Diabetes Care.
  2. Kemenkes RI 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
  3. Price and Wilson (2005). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Vol 2. Jakarta : EGC.
  4. Tjokroprawiro, Askandar 2006. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  5. Waspadji S. Buku Ajar Penyakit Dalam: Komplikasi Kronik Diabetes, Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan Strategi Pengelolaan Jilid III. Jakarta: FK UI; 2009
  6. Ilyas, Ernita 2014. Olahraga Bagi Diabetesi, dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
  7. Soegondo, S 2014. Prinsip Pengobatan Diabetes Mellitus, Insulin dan Obat Hipoglikemik oral, dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
  8. Sukardji, K 2014. Penatalaksanaan Gizi Pada Diabetes Mellitus, dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
  9. Suci Lestari, Tri 2012. Hubungan Psikososial dan Penyuluhan Gizi Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan RSUP Fatmawati Tahun 2012. Skripsi : Universitas Indonesia. Diakses dari http://lib.ui.ac.id/ pada 27 Januari 2016 pukul 23.30.
  10. Phitri dan Widiyaningsih 2012. ”Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Penderita Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Di RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur”. Keperawatan Medical Bedah, Vol. 1, No. 1, pp 58 – 74. Diakses pada 17 Januari 2016 pukul 16.05 darihttps://perpustakaanhb.files.wordpress.com.
  11. Febriana, Reni 2014. Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Inap RSUD Sukoharjo. Skripsi : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada dari http://eprints.ums.ac.id/ pada 27 Januari 2016 pukul 23.45.
  12. Basuki, Endang 2014. Penyuluhan Diabetes Mellitus, dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
  13. Persagi 2013. Konseling Gizi : Proses Komunikasi, Tatalaksana, serta Aplikasi Konseling Gizi pada Berbagai Diet. Jakarta : Penebar Plus.
  14. Notoatmodjo, S 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip Prinsip Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta
  15. Notoatmodjo, S 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Penerbit : Rineka Cipta.
  16. American Diabetes Association 2004. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care.
  17. Tandra, Hans 2008. Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes dengan Cepat dan Mudah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  18. PERKENI 1998. Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus. Jakarta.
  19. Kementerian Kesehatan RI 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta:Kementerian Kesehatan RI.
  20. Tjokroprawiro, Askandar 2002. DM : Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  21. Kusumastuty, I., Handayani, D., Affandy, Y. I. K. D., Attamimi, N., Innayah, A. M., & Puspitasari, D. A. (2021). Kepatuhan Diet Berbasis Beras Coklat terhadap Glukosa Darah dan Lemak Tubuh Pasien Diabetes Mellitus. Indonesian Journal of Human Nutrition, 8(2), 182–194. https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2021.008.02.9
  22. Haryono, S., Suryati, E. S., & Maryam, R. S. (2018). Pendidikan Kesehatan Tentang Diet Terhadap Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Riset Kesehatan, 7(2), 91. https://doi.org/10.31983/jrk.v7i2.3308
  23. Meloh, M. L., Pandelaki, K., & Sugeng, C. (2015). Hubungan Kadar Gula Darah Tidak Terkontrol Dan Lama Menderita Diabetes Melitus Denganfungsi Kognitif Pada Subyek Diabetes Melitus Tipe 2. E-CliniC, 3(1). https://doi.org/10.35790/ecl.3.1.2015.6837
  24. MENKES, R. (2019). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2019 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN UNTUK MASYARAKAT INDONESIA. 3(1), 18–23.
  25. Wirawanni, Y., & I.R, F. (2014). Hubungan Konsumsi Karbohidrat, Konsumsi Total Energi, Konsumsi Serat, Beban Glikemik Dan Latihan Jasmani Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Diponegoro Journal of Nutrition and Health, 2(3), 1–27.
  26. Isganaitis, E., & Lustig, R. H. (2005). Fast food, central nervous system insulin resistance, and obesity. Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, 25(12), 2451–2462. https://doi.org/10.1161/01.ATV.0000186208.06964.91
  27. PERKENI. 2021. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta.
  28. Saraswati, N. K. L., Dhyanaputri, I. G. A. S., & Jirna, I. N. (2022). Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Penenun Kain Tenun Gringsing Di Desa Tenganan Pegringsingan Karangasem. Jurnal Skala Husada : The Journal of Health, 17(2), 40–46. https://doi.org/10.33992/jsh:tjoh.v17i2.2062
  29. Utami, D. (2021). Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana, Serat Dan Kepatuhan Minum Obat Hipoglikemik Oral (Oho) Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
  30. Putra, F. D., & Mahmudiono, T. (2012). Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Lemak, Dan Dietary Fiber Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Media Gizi Indonesia, 2(9), 1528–1538.
  31. Toharin, S. N. R., Cahyati, W. H., Zainafree, I. Hubungan Modifikasi Gaya Hidup dan Kepatuhan Konsumsi Obat Antidiabetik Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RS QIM. Unnes J. Public Heal. 4, 153– 161 (2015).
  32. Ndraha, S. Diabetes Melitus Tipe 2 Dan Tatalaksana Terkini. Medicinus 27, 9–16 (2014).
  33. Hannan, M. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Bluto Sumenep. J. Kesehat. Wiraraja Med. 47–55 (2013).
  34. WHO. Adherence To Long-Term Therapies : Evidence For Action. World Health Organization http://www.who.int/chp/knowledge/pu publications/ache (2003).
  35. Arania R, Triwahyuni T, Esfandiari F, Nugraha FR. Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Dan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Di Klinik Mardi Waluyo Lampung Tengah. J Med Malahayati. 2021;5(3):146–53.
  36. Irjayanti K, Zaenal S. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Peningkatan Diabetes Melitus Tipe 2. J Ilm Mhs Penelit Keperawatan [Internet]. 2022;1(6):805–13. Available from: https://123dok.com/document/yj7xmxdk-faktor-faktor-mempengaruhi-terjadinya-peningkatan-diabetes-melitus-tipe.html
  37. Isnaini N, Ratnasari R. Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus tipe dua. J Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah. 2018;14(1):59–68.

International Journal of Scientific Research in Science and Technology

Downloads

Published

2023-12-30

Issue

Volume 10, Issue 6, November-December-2023

Section

Research Articles

License

Copyright (c) IJSRST

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

How to Cite

[1]
Corazon Hanna Dumaria, Retno Ayu Widyastuti, Anastu Regita Nareswara, " The Relationship between Age, Education, and Knowledge on Compliance with Implementing Nutritional Therapy Management in Type II Diabetes Mellitus and the Implications for Blood Sugar Levels in Outpatients at the Kebayoran Baru Community Health Center, South Jakarta, International Journal of Scientific Research in Science and Technology(IJSRST), Online ISSN : 2395-602X, Print ISSN : 2395-6011, Volume 10, Issue 6, pp.313-322, November-December-2023. Available at doi : https://doi.org/10.32628/IJSRST52310651